Sabtu, 19 Januari 2013

Forbidden Love Part 2

Tittle: Forbidden Love

Cast:
*Lee Hyukjae as Hyukie
*Lee Donghae as Hae
*Lee Sungmin as Minnie
*Cho Kyuhyun as Kyu
*Lee Sooman as Tuan Lee
*Ahn Hyera as Ahn Ahjumma
*Kim Young Woon as Kangin

Genre: Romance, Family, Yadong, Kekerasan

Rating: NC

Warning: Kedua suamiku kujadikan seorang perempuan di FF ku kali ini.^o^


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Seorang yeoja paruh baya sedang menyirami tanaman bunga yang memenuhi pekarangan rumah minimalisnya. Namun keasyikannya dalam aktivitasnya tersebut terusik oleh kedatangan sebuah mobil putih yang di atasnya bertuliskan TAXI. Yeoja itu mengernyitkan keningnya begitu melihat seorang namja keluar dari mobil tersebut dengan penampilan yang sangat tertutup. Dalam hati yeoja itu bertanya "Apakah dia seorang artis?"

Namja itu berjalan ke arahnya, membuatnya mengernyitkan kening. "Sillyehamnida." sapa namja itu.

"Ye?"

Namja itu menurunkan sedikit kacamata hitamnya, memperlihatkan sebagian wajahnnya, membuat yeoja itu membungkam mulutnya dengan kedua tangannya.

"Sudikah anda masuk dan membicarakan tujuan anda kemari itu di dalam?" tanya yeoja itu sopan namun mengandung unsur kesinisan.

Namja itu tersenyum, membuat yeoja itu keheranan. Tidak biasanya namja itu akan tersenyum pada orang rendahan. "Memang ada baiknya membicarakannya di dalam, kau tidak keberatan bukan?"

Yeoja itu mengangguk, menyingkirkan badannya untuk membiarkan namja itu masuk ke dalam rumah sewanya yang sangat kecil.

"Anda ingin minum apa Tuan? Yakinlah, aku tidak akan menaruh racun dan sebagainya." kata yeoja itu.

Namja itu masih tersenyum, "Yang ada saja." balasnya, membiarkan yeoja itu berjalan ke dapur untuk mengambilkannya minuman.

Namja itu membuka kacamata, topi, dan jasnya yang berwarna hitam. Dia merasa gerah setelah melakukan perjalanan jauh selama 10 tahun mencari keberadaan putranya.

Yeoja itu kembali dengan segelas air mineral di atas nampannya. Dia menyerahkannya pada namja, yang belum sempat diletakkan di atas meja telah diteguk habis oleh namja itu.

"Sepertinya Tuan sangat kehausan." sahut yeoja itu.

"Begitulah. Setelah melakukan perjalanan jauh, membuatku kelelahan dan kehausan." jawab namja itu. "Apa kau sendirian?" tanyanya basa-basi.

"Seperti yang kau lihat." singkat yeoja itu.

"Donghae eoddiga?" tanya namja itu, menatap ke setiap sudut ruangan kecil tersebut.

Yeoja itu tersenyum sinis. "Kau masih mengingatnya hm? Untuk apa kau mencarinya eoh?"

Namja itu menunduk. "Mianhae, jeongmal. Aku telah menyesali perbuatanku dulu. Dan salahkah jika aku mencari anakku?"

"Kenapa? Kenapa baru sekarang kau mencarinya hah?" bentak yeoja itu, meneteskan air matanya.

"Aku tidak berani, mengingat betapa jahatnya aku waktu menyuruhmu membuangnya 18 tahun lalu." setitik air mata jatuh di pipi namja itu. "Setahun setelah kematian Aeryung, aku sadar bahwa yang kulakukan waktu itu salah, yah itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku." lanjutnya. Yeoja itu diam, membiarkan namja tersebut bercerita. "Selama 8 tahun aku dihantui perasaan bersalah, hingga di malam ulang tahunnya, Aeryung datang dalam tidurku. Dia marah, sangat marah. Tak seharusnya kemarahan dan kebencian yang aku tujukan pada Donghae, apalagi membuangnya, karena itu tak akan mengambalikan Aeryung ke dunia ini. Seharusnya aku bersyukur, sebelum Aeryung pergi dia masih sempat meninggalkan dua malaikat kecil yang lucu untukku. Aku sungguh menyesal Hyera, jwebal mianhae."

Yeoja itu, Hyera hanya menatap iba kepada -mantan- tuannya. "Aku sudah memaafkanmu Tuan, tapi ada baiknya jika kau langsung meminta maaf pada anakmu sendiri." getirnya menitikkan air mata. Jika bisa terjadi, mungkin rumah kecil itu sudah mengalami kebanjiran karena air mata mereka berdua.

"Lantas di mana dia?" desak Sooman, namja itu.

Hyera menghela nafas, mengatur suaranya yang serak. "Dia berada di Seoul, untuk melanjutkan studynya."

Sooman langsung berdiri, berlari tergesa-gesa keluar dari rumah kecil itu, meninggalkan jas, topi, dan kacamatanya. Memasuki taxi yang ternyata setia menunggunya, dan langsung berlalu menuju bandara.


***

@Lee's home

Minnie sedang memasak di dapur untuk makan malam, ditemani Kyu yang selalu mengganggunya dengan mencium tengkuknya dan menjilati belakang telinganya, membuat Minnie selalu mendesah kecil. Sementara Hae dan Hyukie sedang main kartu di depan televisi yang menyiarkan sebuah berita. Mata Hae tiba-tiba  tertarik pada siaran tersebut.

"Kasihan mereka." katanya dengan nada sedih.

Hyukie mengikuti arah tatapan Hae, televisi menyiarkan berita tentang kecelakaan maut.

"Telah terjadi kelecakaan pesawat dari Mokpo ke Seoul yang diduga karena terganggunya sinyal pesawat selama berada di udara. Ratusan ribu orang tewas dalam kecelakaan tersebut, dan salah satunya adalah Lee Sooman. Seorang direktur perusahaan terkaya di Korea Selatan yang diberitakan menetap di Jepang ini entah bagaimana bisa tiba-tiba berada di Mokpo dan ikut tewas dalam kecelakaan maut tersebut. Sebagian korban yang belum ditemukan masih berada dalam pencarian Tim Sar."

Hyukie tiba-tiba menegang, air matanya menetes begitu saja. Mulutnya terbuka ingin mengeluarkan suara namun tenggorokannya tercekat, lidahnya pun kelu. Hae yang melihatnya perubahan itu tiba-tiba panik, takut terjadi sesuatu pada yeojachingunya.

"Hyukie-ah, gwenchana?" pekiknya.

Suara Hae mampu membuat Kyu berhenti dari aktivitas nakalnya dan menoleh ke sumber suara, begitu juga Minnie yang langsung panik dan khawatir pada dongsaengnya. Mereka segera ke ruang tengah, menghampiri kedua orang itu.

"Waeyo?" tanya Minnie, menatap Hae tajam.

Hae menjadi gagap, hingga suara isak lolos begitu saja dari mulut Hyukie. "Appaaa."

Minnie memiringkan kepalanya, bingung. Matanya mengarah ke televisi yang hanya menyiarkan iklan promosi produk. Dia terlambat melihat apa penyebab tangisnya dongsaeng tersayangnya itu.

"Hae, apa yang terjadi?" tanya Kyu sarkatis.

"Tadi ada berita kecelakaan maut, dan Lee Sooman salah satu korbannya." ringkas Hae.

Minnie tiba-tiba kehilangan keseimbangannya, tapi dia berusaha kuat di depan Hyukie. Tangannya merengkuh tubuh kurus Hyukie ke dalam dekapannya. "Uljimara." bujuknya.

"Eonni, ini tidak mungkin. Appa baik-baik saja di Jepang khan?" Minnie diam, mengelus rambut panjang Hyukie. "Bagaimana bisa Appa berada di Mokpo? Berita itu bohong!" teriak Hyukie histeris, Minnie mencoba menenangkan dongsaengnya.


Kring king kring

Ringtone dari telepon berbunyi, Minnie melepas dekapannya dan berlari menuju meja yang menopang sebuah telepon yang berdering.

"Yoboseo?" sapanya.

"Hiks, kau sudah melihat berita itu?"

Degh!

Berita? Berita apa? Kecelakaan itu kah? Tapi siapa yang menelpon itu?

"Maksudmu?" tanya Minnie bingung.

"Tuan Lee tewas dalam kecelakaan itu, agashi." suara dari seberang terdengar lebih jelas dari sebelumnya.

"Suara ini? Sepertinya tidak asing, tapi siapa?" batin Minnie.

"Mian, hajiman nuguseyo?"

"Ahn Hyera."

Degh!

Ahn Hyera? Apa nama itu terdengar familiar? Bukankah itu nama pengasuh yang merawatnya sejak kecil?

"Ahjumma." suara Minnie melemah.

"Ye, ini aku agashi."

Minnie diam.

"Agashi, tadi Tuan Lee datang ke tempatku di Mokpo, dia mencari adikmu. Dia menyesal dan ingin minta maaf, tapi aku mengatakan bahwa adikmu berada di Seoul." jelas Hyera.

"Mwo? Namdongsaengku berada di Seoul? Siapa namanya Ahjumma?" pekik Minnie, membuat Kyu, Hae, dan Hyukie menatap ke arahnya.

"Namanya Lee Dong aakkk" Klik- ucapan Hyera terpotong dengan sebuah jeritannya.

Minnie bingung dan kembali ke ruang tengah. Duduk diam di sofa, samping Hyukie yang tangisnya sudah mereda.


***

@Hyera' home

Hyera terpaku melihat berita kecelakaan yang mengejutkan tersebut. Rasanya baru beberapa menit yang lalu dia bersama namja itu menangisi penyesalan di masa lalu mereka, dan sekarang namja itu telah tiada, dia telah dijemput oleh istrinya, sang pujaan hatinya.

Hyera yang tahu bahwa permintaan maaf Sooman sudah tidak tersampaikan pada anak bungsunya, maka dia menelpon ke rumah kediaman tuannya, berharap bahwa Minnie akan mengangkat teleponnya.

"Yoboseo?" terdengar suara yeoja menyapanya.

Dadanya sesak, mendengar suara yang dirindukannya. "Hiks, kau sudah melihat berita itu?" tanyanya terisak.

Lama tak ada jawaban, membuatnya sedikit khawatir. "Maksudmu?" tanya Minnie terdengar bingung.

Hyera menarik nafas sebelum mengatakannya. "Tuan Lee tewas dalam kecelakaan itu, agashi."

"Mian, hajiman nuguseyo?"

"Ahn Hyera."

"Ahjumma." suara Minnie melemah.

"Ye, ini aku agashi."

Tak ada suara dari seberang, Minnie diam.

"Agashi, tadi Tuan Lee datang ke tempatku, dia mencari adikmu. Dia menyesal dan ingin minta maaf, tapi aku mengatakan bahwa adikmu berada di Seoul." jelas Hyera.

"Mwo? Namdongsaengku berada di Seoul? Siapa namanya Ahjumma?" pekik Minnie dengan pertanyaan bertubi-tubi.

"Namanya Lee Dong aakkk" Klik- ucapan Hyera terpotong dengan sebuah jeritannya.

Ternyata seorang namja berbadan besar menjambak rambutnya, membuat telepon dalam genggamannya terlepas.

"Kau sudah tau kami akan datang bukan?" tanya namja besar itu.

Hyera meringis kesakitan. "Akkh, mianhamnida. Aku belum mendapatkan uangnya." dengan susah payah dia mengatakannya.

"Lalu? Kau pikir aku akan tetap membiarkanmu tinggal di rumah ini dengan utang sewa yang hampir setahun?" bentak namja itu sarkatis.

"Hakhs, izinkan aku mengumpulkan uangku dulu." mohon Hyera.

"Shiero!" namja itu melihat tubuh Hyera dari atas hingga ke bawah. "Hm, sepertinya akan sangat menyenangkan jika kau bayar bunganya dulu dengan melayaniku." lanjutnya dengan evil smirk.

Dan tanpa menunggu jawaban dari Hyera, namja iu menyuruh bodygardnya untuk mengikat Hyera tangan dan kakinya di setiap tiang ranjang. Namja itu merangkak naik di atas tubuh Hyera, dielusnya wajah yeoja cantik itu lalu mencium bibirnya kasar dan menuntut.

Tangannya tidak tinggal diam, langsung saja meremas breast Hyera yang berukuran lumayan besar. "Ahh." desahan lolos begitu saja dari mulut Hyera, kepalanya mendongak merasakan nikmat yang pertama kali dalam hidupnya.

Namja besar itu langsung menjilat leher Hyera, menghisapnya kuat hingga meninggalkan bercak merah menyala. Ditatapnya hasil karyanya lalu kembali menjilatnya.

Merasa terganggu dengan pakaian yang membalut tubuh Hyera, dengan kasar dia merobeknya hingga tak layak lagi untuk dipakai. Matanya memandang nafsu kedua breast Hyera yang terbungkus bra ungu, menambah kesan sexy di mata namja itu. Diciumnya atas dada Hyera dengan seduktif, membuat yeoja itu tak berhenti mendesah. Tangannya menyelinap di balik punggung Hyera dan cklek, pengait bra itu pun terlepas menampakkan gunung kembar berukuran besar siap disantap di depan mata namja itu.

Lidah namja itu dengan ganas menjilat nipple Hyera, tangannya memelintir nipple yang menganggur dan sebelah tangannya juga mengelus-elus vagina Hyera yang masih terbungkus underwear berwarna senada dengan branya tadi.

"Ahh,, ohh hentikan Kang..in-sshi." pinta Hyera namun dihiraukan.

Kangin, nama namja rentenir berbadan besar itu tetap pada aktivitasnya. Menukar posisi mulut dan tangannya pada breast yang sedari tadi dipelintirnya, membuat Hyera semakin mendesah tak kendali.

Hyera ingin menghentikannya, sangat ingin. Namun tubuhnya sangat menolak keras perintah dari otaknya, menginginkan lebih dari sentuhan Kangin. Underwearnya sudah sangat basah akibat sentuhan bos rentenir itu, vaginanya sudah berkedut minta untuk dimasuki segera namun Kangin sepertinya ingin mempermainkannya, atau ingin membuatnya memohon lebih?

Bosan menggumuli breast Hyera, mulutnya menurun menjilati perut rata Hyera. Membuatnya merasakan banyaknya kupu-kupu yang beterbangan mengeliling di atas perutnya. Tangan kekar Kangin merobek satu-satunya penutup aurat di tubuh Hyera, membuatnya terbelah dua. Menampakkan gua kecil yang berbulu halus, sangat sexy pikirnya.

Dengan langsung Kangin memasukkan tiga jarinya di dalam liang sempit Hyera, membuat yeoja itu menjerit kesakitan. Mengeluar-masukkan jarinya dengan tempo sangat cepat, dibarengi dengan suara desahan Hyera yang semakin keras. Vaginanya kembali berkedut, menandakan Hyera akan orgasme.

"Aaaaakkkhhhhsss..." lenguhan panjang Hyera membuatnya lemas.

Kangin tersenyum evil, membuka seluruh pakaiannya hingga Full naked seperti Hyera lalu tanpa aba-aba memasukkan juniornya di dalam liang sempit Hyera.

"Arrgghh.." jerit Hyera kesakitan, air matanya menetes dengan deras. Terasa sangat perih di vaginanya dan cairan hangat mengalir di sekitar pahanya.

Kangin melihat penyatuan tubuh mereka dan terbelalak, tapi sedetik kemudia tersenyum mengerikan. "Ternyata kau masih virgin, ahh lalu anakmu itu anak siapa heh?" suara Kangin dihiraukan Hyera yang sibuk menangisi nasib sialnya.

Pantat Kangin mulai bergerak maju-mundur, membuat dua alat kelamin itu bergesekan pelan namun lama-kelamaan sangat cepat. Bergerak cepat tanpa jeda, menghasilkan suara decakan beradunya dua alat kelamin itu menggema. Kedua breast Hyera juga ikut bergoyang mengikuti irama gerakan kedua alat kelamin tersebut.

"Ahh,, oohh,, i..ni sa.ngat nik..mat ouh." racau Kangin menikmati vagina sempit Hyera.

"Persetubuhan yang pertama kali kurasakan ini memang nikmat, tapi yang namanya pemerkosaan tentu tak ada kata nikmat. Ini sangat menyakitkan." batin Hyera menangis.


Dring-dring-dring

Suara deringan telepon menggema di rumah kecil itu, namun tidak mengusik keasyikan Kangin menggenjot juniornya di dalam vagina Hyera. Hyera menggigit bibir bawahnya menahan desahan nikmatnya, dan beruntunglah karena Kangin tidak mempermasalahkan suara desahan Hyera.

"Ohh,, ahh vaginamu sangat nikmat hmph.." racau Kangin.

"Boss, ada telepon." tegur salah satu bodygardnya, mengganggu konsentrasi Kangin.

"Ang..kat oohh sa aahh ja.." jawab Kangin dibarengi desahan.

Bodygardnya langsung mengangkat telepon itu, "Halo?"

Tak ada suara, membuat bodygard itu geram. "Halo?" katanya lagi.

"Ahh,, hen.tikan.. Kumohon argh." pinta Hyera lagi dengan desahan, namun Kangin mengatakan itu pintaan lebih.

"Omma?" terdengar suara dari seberang teepon, membuat bodygard itu tersenyum mengerikan.

"Oh, Hae? Apa kabar?" tanyanya basa-basi.

"Apa yang kau lakukan pada Ommaku?" teriak Hae.

"Ohh, Hyera. Vaginamu sangat sempit ahh. Aku keluarrrgghh.." terdengar lagi suara desahan nikmat Kangin di antara percakapan mereka.

Bodygard itu semakin tersenyum puas. "Hmm, bos kami hanya bersenang-senang. Yah, untungnya buat melunasi bunga utang Ommamu itu." jawabnya itu enteng.

"Lepaskan Ommaku! Aku akan melunasi semuanya."

"Ahh, sungguh menyenangkan Hyera-sshi. Untuk melunasi semua utangmu, jadilah budak sexku, arasseo?"

"Kurasa kau mendengar sendiri suara bosku. Ommamu akan menjadi budak sexnya." Klik- bodygard itu mematikan teleponnya.

"Eotteokhae Hyera-sshi?" tanya Kangin, Hyera diam dalam tangisnya. Menolak pun dia akan tetap menjadi budak sex rentenir kejam itu.


***

@Lee's home (back)

Hae duduk termenung, menatap Minnie yang tiba-tiba mendiam setelah mendapat telepon dari orang yang tidak dia ketahui. Matanya menoleh ke arah Hyukie yang juga menatap eonninya dengan tatapan heran, tapi hanya Kyu yang tatapannya cemas. Hae menyimpulkan, hanya Kyu yang tahu apa yang terjadi pada yeojachingunya itu.

"Chagi, gwenchana?" Kyu membuka suara.

"Kyu, nan eotteokhae?" suara Minnie menandakan keputus-asaan.

Kyu merengkuh tubuh mungil Minnie, mengecup puncuk kepalanya. "Apa yang terjadi?" tanyanya, membuat Hae memutar bola matanya kesal.

"Kupikir dia sudah tahu apa yang terjadi pada Minnie noona. Dasar Kyu hyung pabo!" umpat Hae dalam hati.

"Nae namdongsaeng ada di Seoul." jawab Minnie melemah.

Kyu dan Hyukie membulatkan matanya. "Kau tahu siapa namanya?" Kyu mengalihkan tatapannya pada Hae.

Minnie menggeleng, "Ahn ahjumma tidak memberitahuku." jawabnya menunduk.

Hae tiba-tiba menjadi gelisah, di hatinya yang terdalam tiba-tiba resah. Dia merasakan firasat buruk terjadi pada Ommanya. Diambilnya ponselnya, lalu menekan tombol nomor telepon rumahnya yang sudah dia hafal di luar kepala. Lama dia menunggu hingga akhirnya teleponnya terangkat juga.

"Halo?" terdengar suara asing dari namja.

Hae diam, memikirkan siapa namja yang berada di rumahnya sekarang, dan mana Ommanya?

"Halo?" masih suara yanga sama terdengar kesal.

"Ahh,, hen.tikan.. Kumohon argh." tiba-tiba suara yang sangat familiar tertangkap oleh pendengarannya. Dia sangat khawatir pada Ommanya.

"Omma?" sahutnya pelan, kaget dengan suara desahan Ommanya barusan.

"Oh, Hae? Apa kabar?" tanya namja itu basa-basi.

Mata Hae memerah menahan amarah yang berkecamuk dalam dirinya. "Apa yang kau lakukan pada Ommaku?" bentaknya.

"Ohh, Hyera. Vaginamu sangat sempit ahh. Aku keluarrrgghh.." terdengar lagi suara desahan namun kini suara namja, yang mungkin sedang bercinta dengan Ommanya.

Rasa khawatir pun semakin menghantui benak Hae, dia tidak ingin seseorang menyakiti Ommanya apalagi melecehkannya.

"Hmm, bos kami hanya bersenang-senang. Yah, untungnya buat melunasi bunga utang Ommamu itu." jawab namja itu enteng.

Hae marah, sangat marah pada dirinya sendiri. Di saat Ommanya dalam bahaya dia tidak bisa berbuat apa-apa. "Lepaskan Ommaku! Aku akan melunasi semuanya."

"Ahh, sungguh menyenangkan Hyera-sshi. Untuk melunasi semua utangmu, jadilah budak sexku, arasseo?" terdengar suara lagi yang sama dengan suara namja yang bercinta dengan Ommanya.

"Kurasa kau mendengar sendiri suara bosku. Ommamu akan menjadi budak sexnya." Klik- teleponnya terputus membuat Hae menjerit frustasi.

"Arrrrggghhh..." jeritnya menjambak rambutnya sendiri. Lalu sedetik kemudian terduduk lemah, menatap kosong lantai di bawahnya. "Omma." lirihnya.

Kyu dan Hyukie menatapnya heran tapi khawatir. Hyukie menghampiri Hae lalu memeluknya.

"Apa yang terjadi?" tanya Hyukie pelan.

Hae diam beberapa saat sebelum menghempas tubuh Hyukie dan berdiri. "Aku akan pulang ke Mokpo sekarang!" katanya dingin.

Mendengar itu membuat Minnie menoleh ke arahnya. Sekelibat yang berhubungan dengan Mokpo melintasi otaknya.


"Bagaimana bisa Appa berada di Mokpo? Berita itu bohong!"

"Agashi, tadi Tuan Lee datang ke tempatku di Mokpo, dia mencari adikmu. Dia menyesal dan ingin minta maaf, tapi aku mengatakan bahwa adikmu berada di Seoul."

"Aku akan pulang ke Mokpo sekarang!"


"Katakan siapa nama Ommamu?" tanya Minnie datar.

Hae diam, bingung dengan pertanyaan Minnie yang tiba-tiba menanyakan Ommanya.

"Kau tuli hah? Aku bertanya padamu!" teriak Minnie, tidak suka diacuhkan.

"Ahn Hyera." jawab Hae, menatap Minnie tajam.

Tubuh Minnie menegang dan Kyu merasakannya, mengingat tangannya masih merengkuh tubuh mungil Minnie. Hae yang melihat perubahan itu merubah kilat matanya yang tajam menjadi cemas.

Dugaan Minnie sejak pertama kali melihat Hae memang benar, itu adalah namdongsaengnya yang telah dibuang oleh Appanya dan dirawat oleh pengasuhnya sejak kecil, Ahn Hyera. Tapi perkataan Kyu yang mengatakan Hyukie bahagia bersama Hae, membuatnya harus melupakan firasatnya itu. Dan pada akhirnya, kenyataan itu terungkap dengan sendirinya.

"Ternyata aku mencari orang yang dekat dengan kita." ucap Minnie lemah, lalu tak sadarkan diri.





TBC